Kali ini saya dan temen-temen saya
pergi ke jepara yang ke dua kalinya untuk jalan-jalan ke karimunjawa tapi
sebelum ke karimunjawa saya dan temen-temen mencari hotel yang dekat sama
karimunjawa akhirnya saya menemukan hotel yang dekat sama karimunjawa yaitu
d''SEASON hotel namanya akhirnya saya booking hotel itu,untuk harga hotel itu
tergantung kalian pilih yang mana cuman disini saya pilih family room karena
saya kesini bersama 3 temen saya jadi saya pilih yang besar untuk harganya
kurang lebih Rp.1.600.000.Jadi sebelum ke karimunjawa saya dan temen temen saya
istirahat dulu sampe besok pagi saya dan temen-teman saya pergi ke karimunjawa.
↑
ini hotel
yang saya tempati
Besok paginya saya
terbangun di kamar yang gelap.Alarm berdering tepat pukul 03:00 dini hari.Pandangan
saya menyapu penjuru kamar.Samar-samar,saya melihat tiga temen saya yang masih baru
bangun dari tidurnya.Kemudian saya dan teman-teman saya siap-untuk berangkat ke
karimunjawa.
“Pagi amat,mba.Mau
lihat sunrise?”, seseorang mencegat saya di teras hostel.Ia adalah
seorang pengelola hotel. “Mau ke pelabuhan, Mas,antri beli tiket,” jawab saya.
Rekannya yang juga ada di sana langsung menyambar, “masih kepagian,mba.
Tidur aja dulu.Loket buka jam 5 kok“.“Takut ngga kebagian
tiket,pak.Waktu berangkat juga saya kehabisan karena terlambat ngantri,”saya
mencoba menyampaikan alasan. “Udah, saya yang urus.Biasanya juga
gitu,mba.Saya beli 18 tiket aja bisa,” ia mencoba menahan
saya.Seingat saya, setiap orang dibatasi untuk hanya membeli empat tiket kapal
ferry. Ini 18 tiket? Jelas-jelas saya melihat tulisan peringatan itu di loket
penjualan tiket.“Oh, gara-gara orang kaya Bapak, saya jadi ngga dapet
tiket kapal ferry kemarin. Saya antri ke pelabuhan aja sekarang,pak.
Kasihan orang lain yang antri dan ngga dapet tiket”,saya
lantas pergi.Saya bergegas menuju Pelabuhan Karimunjawa. Di belakang saya,
bapak pengurus hotel membuntuti menunggangi sepeda motornya,sampai saya tiba di
depan loket. Usahanya membujuk saya kembali ke penginapan tetap sia-sia.
Kapal ferry yang saya
tumpangi.
Saya
masih ingat betul.Dua hari sebelumnya,sekitar pukul 05:15 pagi,saya tiba di pelabuhan
Jepara.Penginapan saya di Jepara memang hanya terletak beberapa ratus meter
dari pelabuhan.Tak saya sangka.Pelabuhan Jepara sudah penuh saat itu.
Orang-orang sudah mengantri di depan loket penjualan tiket kapal ferry.
Wisatawan dan warga setempat. Semua antri.Saya masih optimistis untuk mendapat
tiket penyeberangan saat itu. Sampai tiba-tiba, antrian bubar. “Tiket habis”,
beberapa orang bergumam.“Celaka“, pikir saya dalam hati.Seiring bubarnya
antrian,saya bisa melihat beberapa petugas penjual tiket kapal ferry berbenah
merapikan meja,lalu meninggalkan loket. “Antri di loket sebelah,mba.Bahari express”,
ujar salah satu petugas seraya meninggalkan loket.Saya mengikuti sarannya,
mengantri di depan loket penjualan tiket kapal cepat. Beberapa calon penumpang
yang tidak kebagian tiket kapal ferry pun mengikuti, berbaris di belakang saya.Lalu
seorang petugas lainnya menghampiri membawa kabar buruk.Tiket kapal cepat Bahari
express sudah habis dipesan.Lalu? Tidak ada keberangkatan kapal lainnya menuju
Kepulauan Karimunjawa untuk hari itu.Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul
09:00 pagi. Saya masih duduk di pelabuhan, memutar otak. “Saya harus
berangkat. Harus“, saya bertekad dalam hati.Saya pun segera bergegas menuju
kantor Bahari Express, sekitar beberapa ratus meter di luar gerbang pelabuhan.
Tulisan yang dipasang di depan pintu kaca kantor Bahari express seperti menahan
saya untuk tidak membuka pintu. “Tiket keberangkatan tanggal 7 Juli habis”.Saya
tetap melangkah masuk.
“Tolong
dong, Mba.Saya mau 4 tiket lagi sayamau liburan ke Karimunjawa,” akhirnya
kalimat pamungkas ini terlontar dari mulut saya. Tak lama ia beranjak dari
tempat duduknya, meninggalkan meja depan, dan meminta saya menunggu. Ah,
thanks for the puppy eyes. It worked!
Hampir
lima belas menit saya menanti, lalu petugas itu kembali ke depan mejanya. “Ini
tiketnya,mba Rp150.000,00 sudah termasuk
retribusi masuk ya. Kapal nanti berangkat jam 13:00.Mba duduk di kursi C7 dan
saya berpencar bersama teman saya karena beda nomor tempat duduknya,” lalu ia
menyodorkan beberapa lembar tiket dan bukti pembayaran retribusi kepada saya.“Terima
kasih,Mba”,saya bertransaksi dan melangkah pasti kembali ke Pelabuhan Jepara.Penuh
kejutan. Itulah kesan yang saya rasakan ketika memilih untuk backpacking ke
Karimunjawa.Apalagi, perjalanan ini saya lakukan tanpa menggunakan jasa trip
organizer.Saya berandai,jika saja saya menggunakan jasa trip
organizer, mungkin perjalanan saya menuju Kepulauan Karimunjawa akan lebih
mulus,tidak berkerikil seperti yang saya alami pekan lalu.Saya hanya perlu
membayar sejumlah uang, katakanlah sekitar Rp800.000,00 untuk menikmati seluruh
fasilitas liburan menuju Kepulauan Karimunjawa selama tiga hari dan dua malam,
dihitung mulai dari Pelabuhan Jepara Mungkin.
Lalu
mengapa saya memilih untuk berlibur bersama teman tanpa menggunakan jasa trip
organizer? Saya ingin ‘mengorganisir’ sebagian besar perjalanan saya dan
teman saya.Tidak sepenuhnya,saja akan jelaskan nanti.Saya dan teman saya tidak
mau orang mengatur ke mana saya harus pergi pada waktu tertentu,dimana saya
akan menginap selama dua malam, apa saja menu makan saya selama berlibur,dan
aturan-aturan lainnya.
Selama
hal-hal di atas bisa rancang sendiri,saya tidak akan rela ada orang lain yang
mendesain liburan saya. Buat saya, merancang liburan adalah seni.Seni berlibur.Tentu,
kemampuan saya untuk merancang detail perjalanan liburan pun terbatas. Dibatasi
oleh anggaran dan waktu liburan, misalnya.Akibatnya,tentu tidak semua hal bisa
saya urus sendiri.Misalnya, mengatur perjalanan saya melompat dari satu pulau
ke pulau lain,lalu dari tempat snorkeling satu ke tempat snorkeling lain.
Anggaran
liburan saya tidak memadai untuk menyewa satu perahu kecil untuk berpindah
pulau dan ber-snorkeling. Untuk itu, saya tetap menggunakan jasa salah
satu UKM yang menawarkan paket wisata satu hari di Karimunjawa. Saya tidak
sengaja menemukan usaha ini ketika saya sedang berjalan kaki keluyuran di
Karimunjawa.
Mereka menawarkan paket wisata selama satu hari, dengan
tetap memberi kebebasan pada wisatawan untuk memilih penginapan atau tempat
makan.
Janji
yang ditawarkan sangat manis. Berpindah ke dua pulau tidak berpenghuni dan
berenang di dua titik snorkeling selama sembilan jam, termasuk
makan siang ikan bakar di salah satu pulau. Semuanya hanya dilakukan selama
sembilan jam. Selanjutnya,pena arsitek liburan kembali ke tangan saya.
Akhirnya
pun saya dan teman-teman saya berfoto-foto sambil bersnorkeling.
Setelah
selesai menikmati jalan-jalan ke karimunjawa akhirnya saya siap-siap untuk
pulang ke hotel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar