travelling

travelling

Senin, 03 Februari 2020

Karimunjawa


Kali ini saya dan temen-temen saya pergi ke jepara yang ke dua kalinya untuk jalan-jalan ke karimunjawa tapi sebelum ke karimunjawa saya dan temen-temen mencari hotel yang dekat sama karimunjawa akhirnya saya menemukan hotel yang dekat sama karimunjawa yaitu d''SEASON hotel namanya akhirnya saya booking hotel itu,untuk harga hotel itu tergantung kalian pilih yang mana cuman disini saya pilih family room karena saya kesini bersama 3 temen saya jadi saya pilih yang besar untuk harganya kurang lebih Rp.1.600.000.Jadi sebelum ke karimunjawa saya dan temen temen saya istirahat dulu sampe besok pagi saya dan temen-teman saya pergi ke karimunjawa.





 ↑ 
ini hotel yang saya tempati

Besok paginya saya terbangun di kamar yang gelap.Alarm berdering tepat pukul 03:00 dini hari.Pandangan saya menyapu penjuru kamar.Samar-samar,saya melihat tiga temen saya yang masih baru bangun dari tidurnya.Kemudian saya dan teman-teman saya siap-untuk berangkat ke karimunjawa.
Pagi amat,mba.Mau lihat sunrise?”, seseorang mencegat saya di teras hostel.Ia adalah seorang pengelola hotel. “Mau ke pelabuhan, Mas,antri beli tiket,” jawab saya. Rekannya yang juga ada di sana langsung menyambar, “masih kepagian,mba. Tidur aja dulu.Loket buka jam 5 kok“.“Takut ngga kebagian tiket,pak.Waktu berangkat juga saya kehabisan karena terlambat ngantri,”saya mencoba menyampaikan alasan. Udah, saya yang urus.Biasanya juga gitu,mba.Saya beli 18 tiket aja bisa,” ia mencoba menahan saya.Seingat saya, setiap orang dibatasi untuk hanya membeli empat tiket kapal ferry. Ini 18 tiket? Jelas-jelas saya melihat tulisan peringatan itu di loket penjualan tiket.“Oh, gara-gara orang kaya Bapak, saya jadi ngga dapet tiket kapal ferry kemarin. Saya antri ke pelabuhan aja sekarang,pak. Kasihan orang lain yang antri dan ngga dapet tiket”,saya lantas pergi.Saya bergegas menuju Pelabuhan Karimunjawa. Di belakang saya, bapak pengurus hotel membuntuti menunggangi sepeda motornya,sampai saya tiba di depan loket. Usahanya membujuk saya kembali ke penginapan tetap sia-sia.
Kapal ferry yang saya tumpangi.
Saya masih ingat betul.Dua hari sebelumnya,sekitar pukul 05:15 pagi,saya tiba di pelabuhan Jepara.Penginapan saya di Jepara memang hanya terletak beberapa ratus meter dari pelabuhan.Tak saya sangka.Pelabuhan Jepara sudah penuh saat itu. Orang-orang sudah mengantri di depan loket penjualan tiket kapal ferry. Wisatawan dan warga setempat. Semua antri.Saya masih optimistis untuk mendapat tiket penyeberangan saat itu. Sampai tiba-tiba, antrian bubar. “Tiket habis”, beberapa orang bergumam.“Celaka“, pikir saya dalam hati.Seiring bubarnya antrian,saya bisa melihat beberapa petugas penjual tiket kapal ferry berbenah merapikan meja,lalu meninggalkan loket. “Antri di loket sebelah,mba.Bahari express”, ujar salah satu petugas seraya meninggalkan loket.Saya mengikuti sarannya, mengantri di depan loket penjualan tiket kapal cepat. Beberapa calon penumpang yang tidak kebagian tiket kapal ferry pun mengikuti, berbaris di belakang saya.Lalu seorang petugas lainnya menghampiri membawa kabar buruk.Tiket kapal cepat Bahari express sudah habis dipesan.Lalu? Tidak ada keberangkatan kapal lainnya menuju Kepulauan Karimunjawa untuk hari itu.Waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 09:00 pagi. Saya masih duduk di pelabuhan, memutar otak. “Saya harus berangkat. Harus“, saya bertekad dalam hati.Saya pun segera bergegas menuju kantor Bahari Express, sekitar beberapa ratus meter di luar gerbang pelabuhan. Tulisan yang dipasang di depan pintu kaca kantor Bahari express seperti menahan saya untuk tidak membuka pintu. “Tiket keberangkatan tanggal 7 Juli habis”.Saya tetap melangkah masuk.
“Tolong dong, Mba.Saya mau 4 tiket lagi sayamau liburan ke Karimunjawa,” akhirnya kalimat pamungkas ini terlontar dari mulut saya. Tak lama ia beranjak dari tempat duduknya, meninggalkan meja depan, dan meminta saya menunggu. Ah, thanks for the puppy eyes. It worked!
Hampir lima belas menit saya menanti, lalu petugas itu kembali ke depan mejanya. “Ini tiketnya,mba  Rp150.000,00 sudah termasuk retribusi masuk ya. Kapal nanti berangkat jam 13:00.Mba duduk di kursi C7 dan saya berpencar bersama teman saya karena beda nomor tempat duduknya,” lalu ia menyodorkan beberapa lembar tiket dan bukti pembayaran retribusi kepada saya.“Terima kasih,Mba”,saya bertransaksi dan melangkah pasti kembali ke Pelabuhan Jepara.Penuh kejutan. Itulah kesan yang saya rasakan ketika memilih untuk backpacking ke Karimunjawa.Apalagi, perjalanan ini saya lakukan tanpa menggunakan jasa trip organizer.Saya berandai,jika saja saya menggunakan jasa trip organizer, mungkin perjalanan saya menuju Kepulauan Karimunjawa akan lebih mulus,tidak berkerikil seperti yang saya alami pekan lalu.Saya hanya perlu membayar sejumlah uang, katakanlah sekitar Rp800.000,00 untuk menikmati seluruh fasilitas liburan menuju Kepulauan Karimunjawa selama tiga hari dan dua malam, dihitung mulai dari Pelabuhan Jepara Mungkin.
Lalu mengapa saya memilih untuk berlibur bersama teman tanpa menggunakan jasa trip organizer? Saya ingin ‘mengorganisir’ sebagian besar perjalanan saya dan teman saya.Tidak sepenuhnya,saja akan jelaskan nanti.Saya dan teman saya tidak mau orang mengatur ke mana saya harus pergi pada waktu tertentu,dimana saya akan menginap selama dua malam, apa saja menu makan saya selama berlibur,dan aturan-aturan lainnya.

Selama hal-hal di atas bisa rancang sendiri,saya tidak akan rela ada orang lain yang mendesain liburan saya. Buat saya, merancang liburan adalah seni.Seni berlibur.Tentu, kemampuan saya untuk merancang detail perjalanan liburan pun terbatas. Dibatasi oleh anggaran dan waktu liburan, misalnya.Akibatnya,tentu tidak semua hal bisa saya urus sendiri.Misalnya, mengatur perjalanan saya melompat dari satu pulau ke pulau lain,lalu dari tempat snorkeling satu ke tempat snorkeling lain.
Anggaran liburan saya tidak memadai untuk menyewa satu perahu kecil untuk berpindah pulau dan ber-snorkeling. Untuk itu, saya tetap menggunakan jasa salah satu UKM yang menawarkan paket wisata satu hari di Karimunjawa. Saya tidak sengaja menemukan usaha ini ketika saya sedang berjalan kaki keluyuran di Karimunjawa.

Mereka menawarkan paket wisata selama satu hari, dengan tetap memberi kebebasan pada wisatawan untuk memilih penginapan atau tempat makan.
Janji yang ditawarkan sangat manis. Berpindah ke dua pulau tidak berpenghuni dan berenang di dua titik snorkeling selama sembilan jam, termasuk makan siang ikan bakar di salah satu pulau. Semuanya hanya dilakukan selama sembilan jam. Selanjutnya,pena arsitek liburan kembali ke tangan saya.
Akhirnya pun saya dan teman-teman saya berfoto-foto sambil bersnorkeling.

Setelah selesai menikmati jalan-jalan ke karimunjawa akhirnya saya siap-siap untuk pulang ke hotel.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar